
Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk dalam hal perjudian. Salah satu bentuk perjudian yang mengalami transformasi digital adalah togel, yang kini hadir dalam bentuk togel online atau togel digital. Fenomena ini menimbulkan beragam respons, termasuk dari kalangan ulama yang menjadi rujukan umat dalam masalah moral, hukum Islam, dan perilaku sosial.
Mayoritas ulama memandang togel digital sebagai bentuk perjudian yang tetap haram meskipun medianya berubah dari fisik ke digital. Dalam Islam, segala bentuk permainan yang mengandung unsur taruhan dan ketidakpastian (gharar) dikategorikan sebagai maysir atau judi, dan hukumnya jelas haram. Ulama berpendapat bahwa meskipun permainan ini dilakukan secara daring melalui situs atau aplikasi tertentu, esensinya tetap sama—mengandalkan keberuntungan untuk mendapatkan imbalan uang dengan cara yang tidak pasti dan mengandung risiko kerugian harta tanpa kerja nyata.
Togel digital dianggap tidak sesuai dengan prinsip syariah karena menjauhkan umat dari nilai-nilai produktivitas, mendorong gaya hidup konsumtif, serta menumbuhkan harapan kosong yang dapat merusak mentalitas dan akhlak masyarakat. Ulama juga menyoroti bahaya sosial dari keterlibatan masyarakat, terutama generasi muda, dalam praktik perjudian online seperti ini. Kemudahan akses, sifat anonim, dan ilusi kemudahan mendapatkan uang membuat togel digital menjadi perangkap yang halus namun mematikan.
Di sisi lain, sebagian ulama mencoba bersikap kontekstual dengan melihat faktor sosial dan ekonomi yang menyebabkan orang terjebak dalam togel digital. Mereka tidak serta-merta menghakimi pelakunya, melainkan mencoba memahami bahwa kemiskinan, tekanan hidup, dan minimnya edukasi keuangan menjadi faktor yang turut berkontribusi. Namun tetap, solusi yang ditawarkan adalah mendorong umat untuk meninggalkan perjudian dan menggantinya dengan usaha halal serta memperkuat spiritualitas dan kesadaran diri.
Dalam berbagai ceramah, tulisan fatwa, dan diskusi publik, ulama sering kali mengingatkan bahwa penghasilan dari judi, termasuk togel digital, tidak akan membawa keberkahan. Bahkan jika secara lahiriah terlihat mendatangkan keuntungan, sesungguhnya di balik itu tersembunyi kerusakan moral dan spiritual yang jauh lebih besar.
Content Creator
Seiring meningkatnya popularitas togel digital, muncul pula peran baru yang turut mempengaruhi penyebaran informasi tentang perjudian ini, yaitu para content creator. Di era media sosial, content creator memegang peranan besar dalam membentuk opini publik. Ada di antara mereka yang secara terang-terangan memproduksi konten yang membahas, mempromosikan, atau bahkan mengajarkan cara bermain togel online.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana digitalisasi tidak hanya mengubah cara berjudi, tetapi juga cara judi dikampanyekan. Di platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, kita bisa menemukan berbagai konten berjudul “cara menang togel,” “rumus togel ampuh,” atau “trik jitu tebak angka.” Ini menjadi indikasi bahwa perjudian kini tak hanya menjadi aktivitas individu, tetapi telah masuk ke ranah hiburan digital dan konsumsi publik.
Beberapa content creator berdalih bahwa mereka hanya membuat konten hiburan atau edukasi angka, dan tidak mendorong siapa pun untuk berjudi. Namun, ulama dan pengamat sosial berpendapat bahwa penyebaran informasi seperti ini, sadar atau tidak, berkontribusi terhadap normalisasi perjudian dalam masyarakat. Konten yang disampaikan secara ringan, dengan gaya santai dan humoris, membuat aktivitas berjudi terkesan tidak berbahaya dan bahkan menarik.
Ada pula content creator yang bekerja sama dengan situs togel online secara terselubung. Mereka mendapat komisi atau imbalan dari jumlah klik, referral, atau pendaftaran yang berasal dari penonton kontennya. Ini merupakan bentuk promosi terselubung yang membungkus praktik perjudian dengan wajah hiburan digital.
Tentu saja, tidak semua content creator mendukung perjudian. Ada juga yang justru membuat konten edukatif yang mengingatkan masyarakat tentang bahaya togel online dan cara menghindarinya. Namun, dalam konteks luas, jumlah konten yang mempromosikan atau menormalisasi togel masih cukup banyak dan memerlukan perhatian serius dari pemerintah, platform digital, dan masyarakat.
Uang Haram
Dalam Islam, konsep halal dan haram tidak hanya mencakup makanan dan minuman, tetapi juga mencakup sumber penghasilan. Uang yang diperoleh dari hasil judi, termasuk togel digital, secara tegas dikategorikan sebagai uang haram. Ulama menegaskan bahwa uang hasil judi tidak boleh digunakan untuk kebutuhan pribadi, keluarga, maupun amal. Bahkan, dalam beberapa fatwa, uang haram ini dianjurkan untuk disalurkan ke jalan yang tidak mengandung kepentingan pribadi sebagai bentuk pembersihan harta.
Uang haram, menurut perspektif Islam, akan membawa ketidakberkahan dalam kehidupan. Meskipun secara nominal besar, uang tersebut diyakini akan cepat habis, mengundang masalah baru, dan tidak memberi ketenangan batin bagi pemiliknya. Hal ini ditegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadits yang melarang memakan harta dengan cara yang batil, seperti berjudi, mencuri, atau menipu.
Masyarakat awam kadang menganggap remeh hal ini, apalagi jika melihat realitas bahwa banyak orang yang tampak sukses dari bermain togel. Namun ulama mengingatkan bahwa keberhasilan yang dibangun di atas uang haram ibarat bangunan di atas pasir. Ia tidak kokoh, dan sewaktu-waktu bisa runtuh. Bahkan lebih dari itu, harta haram diyakini dapat menutup pintu rezeki yang halal, mengeraskan hati, dan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah.
Dalam konteks sosial, perputaran uang haram juga berdampak buruk. Ia berkontribusi pada kemiskinan struktural, ketimpangan sosial, dan ketidakstabilan ekonomi masyarakat. Karena itu, penting untuk membangun kesadaran bahwa mencari rezeki halal bukan hanya kewajiban agama, tapi juga fondasi bagi kehidupan yang sehat dan bermartabat.
Kesimpulan
Fenomena togel digital adalah bagian dari dinamika zaman yang menuntut respons dari berbagai pihak, termasuk ulama, pemerintah, dan masyarakat luas. Dari sudut pandang Islam, togel digital tetap dikategorikan sebagai perjudian yang haram, meskipun hadir dalam bentuk yang lebih modern dan digital. Esensi perjudian yang mengandalkan keberuntungan dan mengandung unsur gharar tetap menjadi alasan utama pelarangan tersebut.
Peran content creator dalam ekosistem digital semakin signifikan, baik sebagai penyebar informasi positif maupun negatif. Dalam kasus togel digital, banyak content creator yang tanpa sadar atau dengan sengaja turut mempromosikan praktik judi ini, yang pada akhirnya memperluas jangkauan dan dampak buruknya terhadap masyarakat, terutama generasi muda.
Uang hasil togel, atau uang haram dalam pengertian luas, tidak membawa keberkahan dan justru dapat merusak kehidupan spiritual dan sosial. Dalam jangka panjang, penggunaan uang haram akan menciptakan lingkaran setan kemiskinan, kerusakan moral, dan ketidakseimbangan sosial yang sulit dipulihkan.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi spiritual dan digital agar mampu memilah mana yang benar dan mana yang menyesatkan. Kesadaran kolektif perlu dibangun untuk menjauhi praktik togel digital, tidak hanya karena larangan agama, tetapi juga demi masa depan yang lebih sehat, bermoral, dan berkeadilan.